Kesenian campur merupakan kesenian
kreasi baru yang berasal dari Magelang. Tepatnya di Desa Kapuhan Kecamatang
Sawangan Magelang Jawa Tengah. Kesenian ini merupakan perpaduan dari kesenian
wayang dengan seni tari yang mengandalkan keindahan gerak yang bercerita.
Seperti layaknya sebuah wayang yang mjenceritakan tentang kehidupan tokoh-tokoh
pahlawan jaman dahulu, namun di tampilkan dengan wujud nyata,yaitu dengan wujud
orang berkostum layaknya seorang tokoh pewayangan. Terdiri dari Raja,Patih,pengawal
kerajaan dengan atribut bendera, anoman, buto ijo,dan kuda lumping. Dengan
menampilkan gerakan yang harmonis bercerita menyesuaikan tabuhan gendang.
Awal terbentuk kesenian campur
didasari kreatifitas masyarakat desa tersebut yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kehidupan dalam wujud kesenian. Sehingga melahirkan suatu kesenian
yang dinamis. Sebelumnya kesenian camur terbentuk kesenian-kesenian yang
dikolaborasi tersebut dirasakan masyarakat sekitar jenuh untuk menonton,seperti
halnya wayang. Yang hampir tidak diminati oleh kaum muda-mudi. Sehingga untuk
melestarikan kesenian wayang ,masyarakat sekitar mengkreasikannya dengan
berbagai kesenian setempat.
Adapun koreografi dari gerakan
tersebut berimajinasi dari gerakan perang dalam sebuah film kolosal,namun tetap
mengandalkan gerakan yang indah dengan diiringi tabuhan gendang dan suara
sinden jawa. Biasanya kesenian ini ditampilkan pada saat ada suatu perayaan di
Desa tersebut. Bahkan kesenian ini sudah tampil dalam sebuah pementasan yang
dilakukan pemerintah Kota Magelang dalam acara festival Lima Gunung Magelang yang
diikuti oleh berbagai kesenian se-Jawa Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar